Career & Education | Life | Personal Stories | Article
Aku Mengutamakan Harga Diri Daripada Uang Dan Meninggalkan Lingkungan Kerja Yang Toxic
by The Simple Sum | November 18, 2024
Sebagai seorang profesional muda, selalu ada semacam ‘aturan tidak tertulis’ bahwa kamu harus menoleransi hal-hal tertentu, terutama jika kamu masih baru dan masih belajar. Aku sering sekali mendengar, “Kamu belum punya pengalaman yang cukup untuk angkat bicara,” atau “Semua orang juga mengalami ini kok awalnya.” Untuk sementara, aku menerimanya dan tetap diam saja. Tapi semakin lama aku bertahan disitu, semakin terasa kalau harga diriku makin terkikis.
Lingkungan kerjanya benar-benar toxic. Komentar merendahkan, ekspektasi yang tidak realistis, dan sikap tidak hormat menjadi makanan sehari-hari. Awalnya, aku bilang ke diri sendiri kalau hal ini normal, semua orang juga mengalami ini. Tapi makin lama, setiap hari kerja menjadi hal yang sangat aku benci. Stresnya mulai tidak tertahankan, dan setiap kali membayangan harus berangkat kerja, rasanya perutku mual.
Akhirnya, aku sampai di titik jenuh. Dalam hati, aku tahu kalau bekerja seharusnya tidak terasa seperti ini. Aku mempercayai intuisiku—jika ada yang terasa salah, ya mungkin memang salah. Aku sadar kalau perilaku merendahkan dan sikap tidak dihormati bukanlah bagian dari pekerjaan siapa pun, meskipun ‘pengalamannya masih minim.’
Related
Aku mulai ngobrol dengan teman dan mentor untuk meminta saran. Ternyata, banyak juga yang pernah mengalami hal yang sama. Dukungan mereka membuatku merasa tidak sendirian dan memberiku keberanian untuk bertindak. Aku putuskan untuk memprioritaskan kesehatan mentalku daripada gaji.
Setelah memutuskan untuk resign, aku fokus memperbarui CV dan memperluas koneksi. Aku mencari peluang di mana aku bisa berkembang tanpa harus mengorbankan kesejahteraan diriku sendiri.
Yang paling penting, aku mengingatkan diriku sendiri bahwa aku pantas mendapat yang lebih baik—dan begitu juga dengan siapa pun yang merasa terjebak di lingkungan kerja toxic. Tidak ada pekerjaan yang sebanding dengan kehilangan kesehatan mentalmu.
Artikel ini adalah bagian dari TSS Confessions, konten mingguan yang menjadi tempat kami mempelajari topik keuangan pribadi yang berdasarkan kisah nyata tanpa naskah.