Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Life | Personal Finance | Personal Stories | Relationships & Family | Article

Sifat Boros Temanku Membuat Keuanganku Ikut Kacau, Jadi Aku Menegurnya!

by The Simple Sum | February 24, 2025

Kebiasaan belanja temanku, Kevin, benar-benar mulai menggangguku. Dia selalu menghamburkan uang untuk makan malam mewah, baju desainer, dan barang-barang mewah, semua demi mengesankan wanita. 

Yang lebih parah, entah bagaimana, kebiasaan borosnya juga berdampak pada keuanganku! 

Selama berbulan-bulan, aku tanpa sadar meniru kebiasaannya, sampai-sampai membeli banyak barang yang sebenarnya tidak perlu hanya karena Kevin bilang itu bisa menarik perhatian wanita. Aku bahkan menghabiskan uang untuk aftershave yang harganya selangit karena dia bilang itu bisa membuat orang-orang menoleh. 

Aku mencoba mengontrol keuanganku, tapi aku sadar jika terus mengikuti jejak Kevin, aku tidak akan pernah mencapai kestabilan finansial. 

Bingung kenapa aku begitu mudah terpengaruh oleh gaya hidupnya, aku pun mencari tahu. Aku menemukan teori bernama Peer Ripple Effect dalam buku “What’s Keeping You Broke? An Illustrated Guide to Financial Freedom” dari The Simple Sum. Buku itu menjelaskan bagaimana tindakan teman kita bisa memengaruhi keputusan finansial kita. Sebagai manusia, kita secara alami ingin diterima dalam lingkungan sosial, yang kadang membuat kita meniru gaya hidup teman demi mendapat validasi. 

Related

Sejak saat itu, aku memutuskan untuk memperbaiki diri dengan harapan bisa menginspirasi Kevin untuk melakukan hal yang sama. Aku mulai mengatakan “tidak” setiap kali dia ingin meminjam uang atau membujukku membeli barang mewah. Aku juga jujur tentang perasaanku terhadap kebiasaannya yang boros, dan dia mengakuinya. 

Kami masih berteman, dan aku senang melihat ada perubahan positif dalam cara Kevin mengelola uangnya. Meskipun dia masih lebih boros dariku, dia sudah mulai mengurangi banyak pengeluaran yang tidak perlu, dan aku bangga padanya untuk itu.

Kami menulis buku! What’s Keeping You Broke? An Illustrated Guide to Financial Freedom berisi tips untuk mengelola keuangan dengan lebih baik dan membangun hubungan yang sehat dengan uang. Klik untuk tahu lebih lanjut: