Career & Education | Financial Planning | Life | Personal Stories | Article

Aku Makan Sendirian Setelah Sadar Bahwa Aku Terlalu Boros dengan Makan Siang Mahal Bersama Rekan Kerja yang Memiliki “Gaya Hidup Mewah”

by The Simple Sum | July 8, 2024 | 2 mins read

Aku bekerja di kota dan baru saja bergabung dengan perusahaan baru. Awalnya, aku terpukau dengan gaya hidup ‘mewah’ yang tampaknya dijalani oleh rekan-rekan kerjaku disana, seperti membawa tas Chanel bermerk ke kantor dan membicarakan pengering rambut Dyson terbaru. 

Awalnya, aku aktif bergabung dengan rekan-rekan kerja untuk makan siang bersama agar aku bisa mengakrabkan diri. Kami sering makan makanan enak seperti Korean BBQ, makanan Thailand, dan lainnya. Aku pikir mereka mengajakku karena aku pegawai baru dan mereka ingin mengenalkanku pada restoran-restoran populer di sekitar kantor. 

Namun, ketika aku menerima gaji pertama dari kantor, aku menyadari bahwa gaji yang kudapat tidak lebih besar dari sebelumnya. Tagihan kartu kreditku juga lebih tinggi dari sebelumnya. Aku mulai berpikir tentang bagaimana aku membelanjakan uang setiap bulan dan menyadari bahwa aku telah mengeluarkan uang terlalu banyak melebihi budget belanja makanan yang sudah kubuat. 

Dengan menyadari hal itu, aku mulai mengurangi frekuensi makan siang bersama rekan kerja untuk menghemat uang. Namun, hal itu juga mengakibatkan kerugian yang lain. Kerugian tak terlihat berupa kehilangan teman kerja di kantor. Rekan-rekan kerjaku mulai mengabaikanku dan tidak mengajakku ikut makan siang karena aku sering memberi alasan untuk tidak bergabung dengan mereka. 

Related

Budgeting | Financial Planning | Personal Finance | Article | 5 Jun 2024

Cara Membuat Rutinitas Gajian yang Bermanfaat

Hal lucu dari situasi itu adalah pengaruhnya terhadap kinerjaku di kantor. Karena rekan-rekan kerja saling mendukung, mereka lebih mudah menyetujui proyek dan ide satu sama lain daripada ide-ide dan proyek dariku. 

Akhirnya, aku memilih untuk makan sendirian selama bekerja disana. Hal baik dari keputusan ini adalah aku berhasil menjaga budget pengeluaran dan bisa memiliki tabungan lebih untuk mendaftar keanggotaan klub yoga di dekat kantor. Aku pun dapat menjalani kehidupan pekerja kota sebaik mungkin.  

Daripada bergantung pada rekan-rekan kerja, aku belajar untuk mengandalkan diriku sendiri. Aku tahu bahwa etika di tempat kerja seperti ini adalah sebuah kebiasaan di banyak tempat dan hanya sedikit orang yang berani menolak rekan kerjanya karena takut dijauhi dan dihakimi. 

Jebakan gaya hidup ini nyata, terutama ketika ada tekanan dari rekan-rekan kerja. 

Artikel ini adalah bagian dari TSS Confessions, konten mingguan yang menjadi tempat kami mempelajari topik keuangan pribadi yang berdasarkan kisah nyata tanpa naskah.