Financial Planning | Life | Personal Finance | Personal Stories | Article

Aku Makan Mie Instan Setiap Hari Tapi Aku Mengendarai Mobil Mewah

by The Simple Sum | July 22, 2024 | 2 mins read

Aku tidak yakin bagaimana semuanya bisa berubah menjadi seperti ini. Mungkin karena keinginanku untuk menunjukkan kepada orang lain bahwa aku telah “sukses” dalam hidup. Atau mungkin karena tawaran penjual mobil yang sangat meyakinkan. 

Semuanya dimulai ketika aku mengunjungi showroom Audi untuk sekedar melihat-lihat mobil. Saat itu, aku memiliki penghasilan yang lumayan dan aku yakin bahwa aku mampu untuk memiliki mobil mewah. 

Setelah mencoba beberapa mobil, mataku tertuju pada versi sedan berwarna putih. Aku tahu mobil tersebut akan mengesankan kerabat dan teman-temanku, dan aku pun akan menjadi pemilik mobil yang bahagia. 

Namun, setelah satu bulan memiliki mobil, aku mulai menghitung-hitung anggaran dan menyadari bahwa aku hampir tidak mampu untuk memenuhi budget makanan. Memiliki mobil ternyata tidak hanya sekadar membayar uang muka dan cicilan, namun juga membayar biaya perawatan, bensin, asuransi mobil, dan pajak kendaraan yang tidak sedikit. 

Aku akhirnya memutuskan untuk mengurangi pola makan dengan melakukan diet karena aku tidak bisa langsung menjual mobil setelah membelinya. Aku mulai diet dengan hanya makan mie instan untuk makan malam.

Related

Budgeting | Personal Stories | Article | 11 Mar 2024

Aku punya puluhan tas mewah, tapi uangnya cuma cukup buat beli makanan doang.

Sepulang kerja, aku biasanya akan memasak mie instan untuk makan malamku sendiri. Padahal, makanan tersebut mengandung gizi yang kurang dan membuatku mudah jatuh sakit. 

Kebiasaan ini berlangsung selama beberapa tahun. Aku selalu makan mie instan kapanpun ketika tidak ada kebutuhan untuk membayar biaya acara sosial. Aku juga mulai membatasi pertemuan dengan teman-teman agar dapat menghemat uang. 

Keputusan untuk menjual mobil akhirnya datang beberapa tahun setelahnya ketika performaku di tempat kerja kurang baik yang mengakibatkan pendapatanku berkurang 50%. Saat itu, aku juga terlilit hutang dan tagihan kartu kredit yang jatuh tempo. Pukulan terakhir datang ketika aku mengunjungi dokter dan dia mengatakan bahwa aku memiliki tekanan darah tinggi dan menanyakan rutinitas dietku. 

Dokter memberitahuku bahwa mie instan biasanya mengandung kadar sodium yang tinggi dan seharusnya tidak dijadikan makanan pokok utama. 

Meskipun aku sempat memiliki mobil impian selama beberapa tahun, perjuangan untuk mengimbangi biaya-biaya lainnya serta dampak buruk pada kesehatan akibat diet yang kulakukan bukanlah sesuatu yang aku rekomendasikan kepada siapa pun. 

Artikel ini adalah bagian dari TSS Confessions, konten mingguan yang menjadi tempat kami mempelajari topik keuangan pribadi yang berdasarkan kisah nyata tanpa naskah.