Life | Relationships & Family | Article
Aku Menyesal Pergi Berlibur Bersama Teman yang Suka Belanja dan Harus Menanggung Biaya Kelebihan Bagasinya
by The Simple Sum | November 25, 2024
Aku tidak pernah berpikir tentang dampak kebiasaan finansial terhadap persahabatan hingga aku pergi ke Jepang bersama temanku. Karena kami sudah berteman selama lima tahun dan memiliki hubungan yang baik, aku tidak merasa masalah mengajaknya ikut dalam perjalanan ini.
Sebelum keberangkatan, kami sudah menetapkan budget untuk akomodasi, makan, dan tiket pesawat. Kami bahkan memutuskan untuk membagi biaya bagasi dan berat tas masing-masing, karena kami tahu kami akan membawa banyak oleh-oleh.
Namun, saat kami berada di sana, temanku membeli oleh-oleh dan barang di hampir setiap tempat yang kami kunjungi. Suatu kali, kami melihat beberapa tas yang cantik, dan dia menyarankan untuk membeli tas yang serupa sebagai “tas persahabatan”. Aku akhirnya setuju dan membeli tas tersebut, namun aku mulai khawatir dengan berat bagasi kami. Aku mengingatkannya tentang hal itu, tapi dia mengabaikan peringatanku.
Related
Saat waktunya pulang, semua perkataanku terbukti benar, karena tasnya lebih berat 5kg dari alokasi berat bagasi yang dia miliki. Meskipun dia salah, dia memintaku untuk berbagi biaya kelebihan bagasi karena dia kehabisan uang setelah perjalanan, dengan alasan bahwa “tas persahabatan” juga merupakan bagian dari kelebihan bagasi.
Aku menolak karena aku sudah mengingatkannya tentang pembeliannya, tetapi dia malah marah kepadaku dan menolak berbicara selama perjalanan pulang. Sejak saat itu, aku belajar bahwa temanku bukanlah teman liburan yang baik, dan meskipun kami masih berteman, aku tidak akan mengajaknya lagi dalam liburanku yang lain.
Artikel ini adalah bagian dari TSS Confessions, konten mingguan yang menjadi tempat kami mempelajari topik keuangan pribadi yang berdasarkan kisah nyata tanpa naskah.